Aku terperangah ketika kemudian ku sadari, bahwa diriku memilih kata 'sang gelap' untuk memanggil diriku sendiri dalam dunia maya. Bukan tanpa alasan, akan tetapi lebih kepada sebuah prinsip dan falsafah hidup yang sedang kucari.
'Sang Gelap' bermakna bahwa diri ini bukanlah siapa-siapa, bukan apa-apa dan masih sebentuk bahan yang membutuhkan pengolahan mendalam tentang segala hal. Ibarat kehidupan, aku baru sebatas titik hitang yang gelap yang masih memerlukan pancaran cahaya indah untuk bisa menyinari setiap gerak dan langkah dalam hidup ini.
'Sang Gelap' berarti sebuah ketidakberdayaan. Bahwa sebagai makhluk yang seyogyanya orang bilang 'tercipta', aku bukanlah siapa-siapa yang tak memiliki daya dan kekuatan untuk melakukan sesuatu kecuali atas kehendak-Nya. Tangan ini gelap tanpa bimbingan diri-Nya, hati, jiwa, fikiran dan segala hal yang ada dalam diriku adalah 'kegelapan' yang masih membutuhkan sentuhan cahaya indah dan terang demi menuju sebuah pengasingan yang maha panjang.
Dan bahwa 'Sang Gelap' adalah nyata hanya sebatas manusia yang masih berada dalam taraf makhluk yang tak sepantasnya sombong atas apa yang dimiliknya, apalagi menyombongkan diri atas apa yang bukan miliknya. Kerendahan hati, keteguhan diri, sikap yang tegas dan berjalan dengan tegar meski dalam 'kegelapan' yang nyata, adalah sikap yang selalu kupegang demi mencapai setitik cahaya yang terus menyamar.
'Sang Gelap' bermakna bahwa diri ini bukanlah siapa-siapa, bukan apa-apa dan masih sebentuk bahan yang membutuhkan pengolahan mendalam tentang segala hal. Ibarat kehidupan, aku baru sebatas titik hitang yang gelap yang masih memerlukan pancaran cahaya indah untuk bisa menyinari setiap gerak dan langkah dalam hidup ini.
'Sang Gelap' berarti sebuah ketidakberdayaan. Bahwa sebagai makhluk yang seyogyanya orang bilang 'tercipta', aku bukanlah siapa-siapa yang tak memiliki daya dan kekuatan untuk melakukan sesuatu kecuali atas kehendak-Nya. Tangan ini gelap tanpa bimbingan diri-Nya, hati, jiwa, fikiran dan segala hal yang ada dalam diriku adalah 'kegelapan' yang masih membutuhkan sentuhan cahaya indah dan terang demi menuju sebuah pengasingan yang maha panjang.
Dan bahwa 'Sang Gelap' adalah nyata hanya sebatas manusia yang masih berada dalam taraf makhluk yang tak sepantasnya sombong atas apa yang dimiliknya, apalagi menyombongkan diri atas apa yang bukan miliknya. Kerendahan hati, keteguhan diri, sikap yang tegas dan berjalan dengan tegar meski dalam 'kegelapan' yang nyata, adalah sikap yang selalu kupegang demi mencapai setitik cahaya yang terus menyamar.